Sebuah monolog..
Ketika tak tahu lagi harus berbuat apa karna do’a-do’a yang diuraikan tak jua bersahut.. Ketika semuanya terlihat tidak mungkin.. ketika embun jiwa tak lagi membasahi sudut mata karna lelah yang teramat sangat.. Ketika keyakinan mulai surut, harapan mulai luruh dan kepercayaan mulai tergerus.. yang bisa kulakukan hanyalah berbicara pada diriku sendiri. Sebuah monolog.
sembari tergugu, aku bertanya.. : “apakah masih ada harapan..!?”,
kujawab “masih.”
sembari tergugu, aku bertanya.. : “apakah masih ada harapan..!?”,
kujawab “masih.”
“bagaimana mungkin, sementara aku tak menyampaikannya padanya...”,
“mungkin saja”
“mungkin saja”
“kenapa mungkin..?? tak usah berkhayal..!”,
“tetap saja mungkin, karna KUN fayaKUN”
“tapi bagaimana caranya...?”,
“skenarioNYA slalu tak bisa disangka-sangka dan slalu mengagetkan”
Lalu, aku semakin tergugu,..
dan semakin tergugu manakala ku teringat satu kalimat..
“akan indah pada waktunya..”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar