Selasa, 31 Januari 2012

jealous,, energi yg positif

Ah, ini fitrah.. Yang harus aku lakukan hanyalah mengemasnya dalam keheningan yang anggun dan kesunyian yang menenangkan.. Ya. Cinta. Aku mencintai seorang ikhwan. Dan selama ini, aku membiarkannya mengalir apa adanya. Tidak menolak, dan juga tidak menurutinya. Berusaha untuk tidak menurutinya. Jika aku tidak mampu menguasai gejolak ini lagi, aku menyerahkan sepenuhnya pada Yang Maha Memiliki Hati. Dan itu kuulang berkali-kali di hampir setiap malamku. Hingga aku menemukan ketenangan.

Tiba-tiba, akhwat itu muncul lagi. Sebut saja, Fatimah. Ya. Dia yang aku tahu cukup akrab dengan si ikhwan. Dia sangat multitalented. Berbagai keahlian sebagai seorang ibu rumah tangga yang ideal sudah dia kuasai. Hari-harinya diisi dengan membina adik-adik didikannya. Hari liburnya selalu penuh dengan kegiatan di berbagai organisasi. Hafalannya banyak. Fasih berbahasa Arab. Dimanapun kajian yang kudatangi, pasti teman-temannya selalu ada. Mereka menanyakan keberadaannya melaluiku karna aku memakai jaket organisasi yang sama tempat Fatimah berkecimpung. Status2 FBnya hampir tak pernah berisi 'sampah' dan slalu menginspirasi banyak orang. Ah, mungkin masih segudang lagi kelebihannya. Dan insyaAllah sholihah..

Tapi, apalah aku..? Tak ada apa-apanya dibanding dia. Hanya seorang gadis biasa yang masih berusaha untuk menjadi sholihah. Seorang gadis biasa yang baru 'kemarin sore' merasakan indahnya berjuang di jalan dakwah. Apalah aku...?? Aku pesimis. Ikhwan yang kusuka, pastilah memilih calon istri yang sangat berkompeten seperti dia. Apalagi, menikah bukanlah hal yang main-main. Membangun peradaban kecil. Mencetak mujahid-mujahidah baru pembela agama yang kucintai ini. Lalu bagaimana bisa mencetak anak yang shalih/ah jika orangtuanya (dalam hal ini -aku-) tidak berkompeten? hhhh..

Tanpa kusadari, rasa pesimis ini berubah menjadi benci. Menjadi rasa cemburu. Ya, cemburu. Cemburu karna Fatimah lebih dari segalanya dibanding aku. Cemburu karna Fatimah lebih sholihah dibanding aku. Cemburu.. karna Fatimah adalah gambaran seorang ibu rumah tangga yang sangat ideal. Cemburu dengan takdir yang sepertinya tidak adil.

Tapi, lambat laun, aku mulai berpikir, untuk apa aku cemburu..? sebuah emosi yang tidak membawa manfaat satupun untukku. Yang ada, aku lelah sendiri dengan rasa ini. Energiku terbuang percuma. Karna tak ada yang berubah denganku, dengan takdirku. Maka, aku mencoba merubah energi ini menjadi energi positif. Aku akan perbaiki diriku, yang masih unitalented menjadi multitalented. Aku akan memperbanyak hafalanku. Aku akan semakin mendalami Islam dan mengajarkannya kembali pada keluarga, saudara, sahabat dan adik-adikku. Aku akan memperluas ukhuwahku. Aku akan banyak memberikan manfaat bagi sekitarku dan dalam kegiatan-kegiatan sosial diluar sana. Aku akan.. ah, tapi yang paling penting, aku akan perbaiki dulu akhlakku.. Ya, karna sholihah bukan dilihat seberapa banyak talent yang dia kuasai, seberapa banyak hafalannya, seberapa luas ilmunya. Tapi sholihah itu, dilihat dari akhlak dan pengamalannya. Dan kapankah aku bisa mencapai derajat 'sholihah'..? entah.. hanya Allah Yang Maha Tahu yang memiliki jawabnya. Dan sepertinya, jawab itu akan sedikit terungkap, manakala aku berjodoh dengan seorang ikhwan yang sholih. Seorang ikhwan, yang mungkin saja kualitasnya melebihi si ikhwan yang sekarang sedang kusukai.. :)

Ya, semangat memperbaiki diri.. lagi dan lagi.. ^____^

"Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula)”. (An Nuur : 26)

1 komentar:

  1. dan di hari yg sama, aku dapet share note dari sahabatku, yg isinya:

    Jodoh tentu kitalah yang pilih

    Yaitu dengan cara kita berpakaian

    Dengan cara kita bertutur kata

    Dengan cara kita bersikap terhadap orang lain

    Jodoh tentu kitalah yang pilih

    Yaitu dengan cara kita membawa diri

    Dengan cara kita menghindari pergaulan-pergaulan yang tak berarti

    Dengan cara kita menjaga kehormatan diri dan keluarga

    Jodoh tentu kitalah yang pilih

    Yaitu dengan cara kita menegakkan agama ini

    Dengan cara kita senantiasa dalam urusan dakwah

    Dengan cara kita menjalankan rukun agama ini sehari-hari

    Sungguh, jodoh tentu kitalah yang pilih

    Karena, Tuhan telah berfirman:

    “…perempuan-perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik untuk perempuan-perempuan yang baik (pula)…” (QS an-Nur:26)

    Pantaskan dirimu untuk memilih dan dipilih dengannya yang kamu cintai karena Allah

    source: tumblr artis, Yunus Kuntawi Aji

    BalasHapus