Entah kenapa, akhir - akhir ini mendapati teman - teman yang memiliki suatu ketakutan tertentu yang REPOTNYA, ketakutan tsb membuatnya berhenti melangkah atau bahkan mengambil langkah mundur. Padahal yang mereka pikirkan dan takutkan adalah hal yang belum terjadi atau bahkan BELUM TENTU terjadi.
Sahabatku si A, anaknya memang serba ceplas ceplos dan apa adanya. Apa yang dia ucapkan ya itulah yang ada di pikirannya. Lalu, suatu ketika, si A menyakiti hati si perempuan tanpa di sengaja. Maksudnya baik, yaitu untuk memberi nasehat pada perempuan tsb karna dia sudah melakukan suatu hal yang kurang tepat. Namun, yang aku lihat cara si A dalam menyampaikan nasehat bisa dibilang kurang ahsan. Karna di depan orang banyak dan pasti perempuan tsb malu bukan main. Terlepas dari dia telah melakukan hal yang kurang tepat.
Ingat perkataan Imam Syafi'i
“Nasehati aku di kala kita hanya berdua.
Jangan meluruskan aku ditengah ramai.
Sebab nasehat didepan banyak manusia,
Terasa bagai hinaan yang membuat hatiku luka.”
(Imam Asy-Syafi’i rahimahullah)
Lalu, setelah kejadian tsb, si A bertekad untuk membatasi komunikasi dg perempuan tsb karna TAKUT jika seperti yang sudah2, kata2nya jadi tidak terkendali dan akhirnya menyakiti hati perempuan itu lagi. Hhhhh.. Sikap ini sungguh disayangkan. Kenapa tidak saja dia ubah ketakutan itu menjadi pemicu agar dia lebih pintar dalam memilih dan memilah kata? agar dia lebih bisa under control dalam keadaan se-emosi apapun? kenapa malah mengambil langkah mundur..?? terlalu takut kah..??
Sahabatku si B. Sifatnya yang supel memudahkan untuk mendapat kenalan baru dimanapun dia berada. teman-temannya pun banyak yang dari luar kota. Suatu ketika dia berkenalan dengan seorang perempuan (lagi). Pertemanan itu sudah berjalan selama 3 bulan. Dan dia merasa ada yang berbeda. Dia merasakan suatu hal yang aneh. Hmmm.. semua orang kalo lihat n kenal dia, pastilah bisa bialng kalau dia telah jatuh cinta. Karna hampir setiap hari mereka berinteraksi (yang menurutku sudah diluar batas kewajaran).
Namun, yang bikin aku gemes adalah sahabatku ini bahkan tidak mau mengakui apa yang dia rasa sekarang. tidak mau untuk mengambil 1 langkah konkrit yang setidaknya membuat hubungan mereka menjadi jelas.
Ta'aruf. Hal ini dikarenakan traumanya akan masa lalu. Dimana dia pernah menjalin hubungan dengan seorang perempuan (yang juga baru beberapa bulan dikenalnya), namun tiba-tiba perempuan itu menghilang tiada kabar. Dan ketika perempuan itu kembali, dia sudah menikah dg pria lain. Dengan kata lain, 'keduluan orang'..
Menurut analisaku, kejadian tsb karena sahabatku ini ga maju-maju alias stuck alias nggantung-in perasaaan orang. Yah, bagi sebagian wanita, hubungan yang tidak jelas ini tentu saja tidak mengenakkan. Menunggu kepastian yang tidak pasti. Karna tidak ada satupun kalimat dari sahabatku yang mengatakan bahwa dia ingin menikah dg si perempuan walaupun tersirat sekalipun. Jadi, salah siapa? makanya, take action donk.. ndak gelo meneh.. :D
Dan sahabatku si C, karna ada suatu musibah yang menimpa keluarganya, dia bertekad untuk menyelesaikan studinya serta membuat keluarganya bangga akan hasil studinya. Dan di tengah - tengah masa tsb, tiba2 dia diberi amanah oleh teman - temannya untuk menjadi ketua umum dalam suatu organisasi. Kabar terakhir yang aku dapat, dia masih belum menyetujui untuk mengambil amanah tsb. Katanya 'berat'.
Hei, berat? kata siapa berat? apa dia sudah pernah menjalani..?? lalu, apa yang dia takutkan? TAKUT studinya berantakan seperti yang lalu-lalu kah? TAKUT mengecewakan keluarga lagi kah? TAKUT mengecewakan teman-teman karna tidak bisa maksimal berkontribusi kah? hmmm..
dari ketiga cerita nyata di atas, ketakutan-ketakutan tsb jelaslah suatu hal yang belum terjadi. Memang, dengan mengambil langkah mundur, kejadian tsb PASTI tidak akan terjadi. Tapi, apakah seperti itu mental seorang pria tangguh? kemana keberanianmu? ketakutan itu hanya imajinasi, hanya hasil dari pikiran - pikiran yang dikomando oleh hati yang ciut..
LIhatlah Ali, dia berani meminang Fatimah walaupun dia hanya seorang pemuda miskin..
dan ingatlah kalimat indah yang Allah bisikkan merdu ke Rasulullah yang kita cintai..
"Aku tergantung bagaimana cara hamba-Ku memandang" HR. Bukhari dan Muslim
dan bukankah was-was, khawatir dan takut itu adalah bisikan dari syetan..??
Akhuna... bergeraklah. Jangan takut. Karna ketakutanmu itu belum pasti terjadi.
Siapa tahu, dg tetap jalannya komunikasi kalian, kalian akan semakin pandai dan bijak dalam bertutur kata, dalam berucap, dan komunikasi yg terjalin pun semakin berkualitas tanpa harus berkurang intensitasnya. *sahabatku si A
Siapa tahu, perempuan tsb menyambut hangat janji masa depan yg kau tawarkan.. *sahabatku si B
Siapa tahu, dg diambilnya amanah tsb, kau menjadi semakin terpicu utk benar-benar memanajemen waktumu dg sangat baik, hinga rasanya 24 jam dalam seharipun kau rasa belum cukup.. *sahabatku si C
d last.. quote of d day...
bertindak tidak perlu berani,tapi karna bertindak qta menjadi berani..
Suka yg si A....:D
BalasHapus