bismillah...
Mencoba me-rewind apa yang aku rasa waktu itu...
Memang sudah sifatku suka menebak-nebak. Dan kebetulan bahkan kebanyakan dari tebakanku itu benar. Maka tak jarang aku menjadi tempat curhat dari beberapa adik angkatan. Mudahnya, aku bisa 'membaca' orang.
Aku menebak, sahabatku sedang taaruf dg mas'ul kami. Dengan penuh canda, terus kugoda sahabatku itu sambil kpancing-pancing. Dan tiba-tiba, jawaban itu pun muncul. "iya, mba. Sama mas X." Allohuakbaaaaarr..
Tapi, entah mengapa, serta merta aku langsung menitikkan airmata. Benar-benar menetes.. aku juga bingung. Kenapa aku menangis.. seharusnya aku bahagia.. Seharusnya aku ikut senang atas kebahagiaan sahabatku itu. Akhirnya doa yang dia panjatkan, untuk dipertemukan dg jodoh terbaiknya (insyaAllah), untuk segera menikah, akhirnya terjawab sudah.
Aku sebenarnya sudah ada firasat, bahwa mas'ul kami sudah lama menyisipkan nama sahabatku itu di dalam doa-doanya. Di tiap istikhorohnya. Karna, sekali lagi, aku lumayan bisa membaca orang. Dan kini, dugaanku terjawab. Do'a mas'ul kami terjawab. Do'a yang slama ini blio panjatkan. Do'a yang slama ini blio mohonkan. Dan aku sungguh2 terharu atas itu. Karna mas'ul kami sangat pintar dalam menyimpan perasaan. Sungguh, mencintai seseorang dalam diam sungguhlah terlihat anggun dan memesona.. Akhirnya, doanya slama ini menuai jawab.. dan aku pun sungguh terharu..
dan, aku juga merasa sedih. Jujur, aku juga sama inginnya seperti sahabatku itu. Aku sudah merindukan hadirnya seorang yang menentramkan disampingku.. tak lupa ku slalu sisipkan dalam sujud-sujudku, dalam istikhorohku, dalam hajatku.. siapakah gerangan..? siapakah yang akan menjadi zaujanku..? mengapa Engkau mengabulkan doa sahabatku sementara doaku Kau tunda pengabulannya..? Sampai kapankah aku harus menunggu jawabmu Ya Rabb..? Aku iri. Sungguh, aku iri.. Iri atas doanya yang terkabul. Iri atas betapa mudahnya jalan yang Kau berikan padanya. Iri betapa cepatnya dia menuai jawabMu. Iri karna Kau memberinya Zaujan yang insyaAllah sholih.. Iri, iri dan iri.. Sungguh, ada rasa sakit di dada walau sedikit..
Dan aku pun jujur kapada sahabatku itu.. Aku meminta maaf padanya. Maaf, seharusnya aku turut bahagia atas kabar itu. Tapi entah mengapa aku iri padamu.. Dan dengan rendah hati, dia membesarkan hatiku. Dia memakluminya. Karna itu wajar. Seperti ketika aku akhirnya wisuda, sementara dia masih berkutat dg skripsinya. Dia juga berkata jujur padaku, bahwa saat syukuran wisudaku, dia juga iri, kapan dia juga akan mengenakan baju dan topi toga yang saat itu sedang kupakai.. Lalu, kami pun menangis bersama.. Tanpa penjelasan lagi.. tanpa kata-kata lagi.. dan kami pun tenggelam dalam pelukan sembari membiarkan airmata ini mengalir dan berhenti dg sendirinya...
Sungguh indah, persahabatan karna Allah.. :')
Dan, sungguh beruntungnya sahabatku tsb, karna ada seorang ikhwan sholih (insyaAllah) yang selalu menyelipkan namanya di tiap tahajudnya, di tiap isitkhorohnya, di tiap sujudnya, di tiap doanya
Apakah aku akan seberuntung dirimu, duhai sahabatku..? :') apakah ada seorang ikhwan sholih diluar sana yang selalu menyelipkan namaku di tiap doa-doanya...? entah.. :') semoga..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar